Sore seharusnya masih
terang
Namun, hujan membuat sore
terasa tua
Tambah pula dingin
mendekap segala
Suana pemakaman menjadi milik
hujan
Semalam , seorang gadis
menyelesaikan dirinya dengan memar
merah melingkar di leher , memar
kematian
Tangisan langit di pemakaman itu
seolah sedang menghina seorang
lelaki muda yang masih berdiri
menatap tajam gundukan tanah
basah tanpa mawar kematian
Dari celah gerimis hitam yang
menusuk wajahnya , terlihat sorot
mata tajam , setajam takdirnya sore
itu
Tekanan jahannam pada batin luka
parah kekasihnya mengahiri cerita
mereka
Kata - kata laknat perihal cinta dan
dusta dunia tentang kesetiaan
menjadikan gadis pemetik air mata
itu berahir pada tali keparat
Kepedihan lahir atas nama cinta
Kematian berangkat atas nama cinta
Lalu jeritan penyesalanku atas kematian itu, juga
akan tergelar atas nama yang sama.
**
Kelamnya suasana pemakaman pada
sore yang menggigil itu , menjadi
awal kehancuran yang sempurna bagi lelakimu, dan sekaligus memulai meneruskan sisa hidupnya dengan bathin luka
parah
Lelaki yang meneruskan hidup tanpa
makna
Lekaki yang malu terhadap sinar
binar mentari pagi
Lelaki lorong sepi yang abadi dalam
bisu, menikmati cabikan luka yang
mendera pada tiap udara yang di
hirupnya
Lelaki sial yang memiliki rindu
memalukan
Maafkan aku kekasihku , aku terbiar dalam neraka suci yg kau tinggalkan , semenjak kematianmu aku lebih menyukai gelap dan kesendirian.
___
Catatan takdir seorang CMST
Tidak ada komentar:
Posting Komentar