21 November 2014

Selembar keabadian

Di ujung malam jum'at,
  jauh di sudut terkutuk kota cilegon ,
lembar terahir kekasihku terkapar meregang kematian.

Pagi ??,
mungkin lebih tepatnya setengah pagi ,  angin amis laut  sungai bunga berceloteh perihal rencana seorang perempuan terluka yang memilih kematian pada sepertiga malam nanti.

Dan dia mati ,
mati - sematinya.

Si BODOH SIAL ,
berhenti di gerbang cakrawala ,
menitipkan sebuah luka panjang ,
luka terindah dari kekasih yang mati atas nama CINTA .

Istirahatlah
Jenongku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar