24 Juni 2014

Lima kutukan


Penulis.Cmst

Aku lahir. Gajahmada melepas
jangkar. Melabuhkan armada tempur
di pantai leluhurku. Malam biru.
Seperti jubah laut masa lalu.

Ayahku nelayan tua bermata ungu.
Suka bercengkerama dengan ikan,
ombak, rasi biduk, dan perahu.
Ibuku dayang istana, perayu ulung,
penakluk muasal kata, penadah titah
yang patah.

Suatu malam raja
melepas lelah dalam rahim ibu. Aku
terjaga. Aku benih, gabungan sudra
dan ksatria, hanyut menggenangi
gema genta pendeta. Aku putra
jadah. Rasi bintang yang sendiri.
Terbuang, tak diakui. Meski raja
mencintaiku, namun takhta adalah
utama, setelah titah. Ibu mengeluh.
Aku pasrah. Maka, nelayan tua
bermata ungu itu, kupanggil ayah.
Aku belia dalam kubangan janji-janji
Gajahmada, sang penakluk terkutuk.

Aku belajar memanah tangis.
Menebas air mata. Raja merestuiku
jadi laskar. Di garis depan aku
bertempur. Demi leluhur, istana,
dan raja-ayah yang dulu tak
menghendakiku. Namun lacur, aku
gugur. Seperti pokok jati yang rubuh
di musim kering. Lambungku lebih
mencintai tombak ketimbang ombak.

Ruh berputar. Cakra punarbhawa.
Ratusan tahun kemudian, kembali
aku menitis. Ibuku pelacur
terhormat bagi serdadu bermata
biru. Dipuja dan dimuliakan,
lantaran pinggul bulat, payudara
kelapa gading, dan suara merdu
merayu. Bertahun kemudian ibu
digilir lelaki kuning bermata sipit.
Tak tahu aku, siapa sesungguhnya
yang pantas kusebut ayah? Apa
mungkin langit kupanggil ayah?
Dalam tubuhku mengalir darah
serakah penjajah. Akhirnya, ibu mati
gantung diri, setelah lelah meladeni
serdadu ke seribu, yang haus, ganas
dan beringas.

Aku tumbuh menjadi penjudi,
centeng pelabuhan, pemain
perempuan, sekaligus mucikari bagi
priayi. Hingga tiba suatu waktu, aku
tersihir api revolusi yang menyembur
dari mulut Soekarno. Seakan
mengenang masa silam, kembali aku
mengasah naluri tempur. Pin merah-
putih di peci, sesuatu yang
kubanggakan sebagai harga diri.
Revolver di pinggang dan senapan di
tangan. Aku memimpin pasukan
menyerbu tangsi dan gudang
senjata. Namun, seperti telah
dinujumkan, aku gugur
berselempang peluru musuh.

Ketika musim pembantaian tiba, aku
mekar kembali dalam keluarga buruh
tani. Usiaku sepuluh tahun saat
ayah digorok dan dikuliti, persis di
depan ibu. Darah ayah menghiasi
wajah ngeri ibu. Aku tumbuh seperti
pohon tanpa daun. Ibu gila dan
menghuni rumah sakit jiwa, lalu
mati dengan batin luka parah.

Aku menjadi juru warta,
mengabarkan sengkarut negeri. Aku
menjadi musuh tirani. Suatu malam,
kelam gemetar di udara. Suara parau
burung hantu membawa derap
langkah sepatu lars. Kepalaku
dibungkus kain hitam, dipaksa
masuk kendaraan yang melaju entah
ke mana.

Koran mengabarkan aku lenyap,
tanpa jejak. Mereka tak tahu aku
dipaksa menjadi penghuni liar
kerajaan bawah laut. Aku belajar
menyukai aroma garam yang
menggelembungkan perut dan
jiwaku. Menari bersama ubur-ubur,
menyanyi bersama penyu hijau yang
terusir, hiu kelabu, ganggang dan
kerang. Dari suram bawah laut,
ruhku berputar tak tahu arah.

Aku lahir kembali di lorong kumuh
sebuah perkampungan kaum lanun,
bromocorah, paria, begundal, sundal
dan bajingan. Ayahku turunan
perompak. Kakekku sahabat ombak.
Suka mabuk. Pernah memerkosa
perempuan bisu di geladak. Lalu
lahirlah ayahku, pohon palam yang
mencintai malam.

Ayahku raja pasar gelap.
Penyelundup kayu. Juragan candu.
Ketika aku bocah, ayah menguap.
Jadi buron polisi dan preman. Ada
kabar ia mati di comberan. Tubuh
bugil, putih-pucat, dan penuh rajah.

Ada tujuh lubang luka yang
membiru di tubuh.
Aku dipelihara ibu, penari telanjang
termasyhur. Paha bercahaya,
payudara berkilau. Ibu mengajariku
menenggak anggur bercampur abu
ganja dan sedikit pil tidur. Ibu
melatihku bercinta. Ketika mabuk
aku diperkosa. Aku meronta, aku
berontak. Ibu menjerit: “aku
dahaga!” Ibuku itu bukanlah ibuku.
Dia mengaku ibu tiri. Sebab dahaga
purba, sukarela aku menjalin asmara
dengan ibu tiriku.

O, di mana rahim hangat ibu yang
melahirkanku?
Aku mengadu pada senja. O, Pantai
Kuta, ke mana kau usir jukung-
jukung nelayan? Mataku silau
lampu-lampu hotel dan restoran.
Seperti tukik, lahir dari kandungan
pasir, aku merayap pada hamparan
pasir. Ibuku pasir Pantai Kuta. Pada
dadanya yang putih bersih aku
menyusu. Belajar mencicipi air laut.
Mencecap asin garam untuk kali
pertama.

Di Pantai Kuta aku menjelma gigolo
belia. Usiaku tujuh belas tahun
ketika mereguk cinta pertama,
seakan menyentuh batu mulia, pada
mata jelita negeri salju. Rambut
yang separuh pirang, menyisakan
gerak bayang pada siang. Mata
seteduh lautan, biru yang kurindu,
yang memeram kelam topan.

Maka, cerita baru pun kubuka:

Di pantai aku merayu, seakan alpa
akan duka masa lalu. Kubah langit
jadi jingga. Biru laut mengental
pada kerling matamu. Perahuku
oleng, arus mabuk. Pasir masih
sisakan lokan, bercampur uang
kepeng bekas upacara dan tutup
botol Coca Cola. Kau berlari kecil
dan tertawa renyah ke arah senja
yang melindap harap. Buih putih
meraba mulus betismu yang ranum
tangkai bunga leli.

Seperti ibu yang
setia, aku menunggu di rindang
pohon ketapang. Memandangmu
memainkan senja yang ragu dan
gemetar meniti ombak liar.

Seorang
nenek renta bertopi caping memilin
helai-helai rambut kusutku jadi
beribu warna pelangi, yang melulu
sepi.

Agak ragu kau membujuk,
mengajakku menyulam malam dalam
selimut kusam. Kau ingin aku
bernalam, beralaskan tilam, berkisah
perihal silsilah masa silam
leluhurku, kawanan lanun yang
kalah.

Malam melata. Dinding kamar
samar. Lampu biru. Cahaya gagu.
Kau menawariku anggur. Kita
bersulang, untuk sesuatu yang
mungkin hilang. Meski getir dan
letih, aku telah berkisah. Kini,
izinkan aku membajak lekuk tubuh
pualammu, hingga baris-baris sajak
lumer seperti roti kering tercelup
cappucino hangat.

Upacara dimulai. Gaun kau simpan.
Kita berdansa perlahan. Irama sunyi
nyanyi serangga menghiasi malam.
Setengah mabuk kita rebah di atas
springbed, hamparan surga kelabu.
Beringas kau menyerbu, melumatku
tanpa sisa. Ada hangat yang leleh di
pangkal paha. Cangkang kerang
mengerang. Seribu pesona
menganga. Kulit lembut teratai
merah muda. Di muka gapura
permata camar- camar memekik lirih,
meluncur dari nganga bibirmu.

Menghambur tak tentu arah. Sesat
dalam lebat rimba bakau. Lalu bau
kambium melunak. Aroma ganggang
meregang, setelah getar terakhir
pinggulmu, penakluk pertapa bisu
yang menyepi di tengah teluk. Ada
sedu sedan tertahan. Dan pantai
pun menjerit manja saat ombak
pasang menyatukan dua benua.

Lalu, igaumu menyusur malam,
menjalar di atas kasur dingin. Uap
garam pada kulit tembaga. Getar
anggur di pangkal lidah. Sebutir
pasir di ujung puting. Lekukmu
seindah teluk yang selalu kelabu.

Usai upacara kecil itu, kau
memaksaku keluyuran. Seperti
pejalan-tidur, mengukur Jalan Legian
yang bising, berisik, sesak, pikuk dan
sibuk. Padahal aku telah nyaman
melipat tubuh dalam selimut.
Seperti janin dalam rahim hangat
ibu.

“Come on, honey! The night is very
nice!”

Setengah memaksa, setengah
dipaksa, bagai bocah dungu aku
mengikutimu. Sambil menyambar
syal, selinting mariyuana kau
nyalakan. Aku meraba bungkus
kretek di saku jaket. Kau tertawa
jenaka. Mata birumu menuju
bintang, yang bingung berebut
cahaya dengan kerlap-kerlip lampu
pub.

Agak mengerak dalam benakku,
waktu itu puncak malam Sabtu.
Udara dingin Oktober, merembes
membasahi arus darah. Namun,
dalam pub itu, panas tubuh berbagi
panas tubuh, tawa menyilang tawa.

Piringan hitam melantunkan I
Started A Joke, lagu terakhir yang
kau pesan dari DJ berambuk ombak.

Mataku perih. Asap tembakau
berbaur bau tubuh bule, mariyuana
dan uap alkohol. Tiba-tiba saja aku
terkenang aroma karbol. Di sudut
remang, bibirmu meraba bibirku.
Lidahmu yang panas- meski kau dari
negeri salju-memberangus lidahku
yang bau hujan tropis.

Sedetik kemudian, waktu tiba-tiba
padam. Malam mendadak membara.
Panas mengelupas mulus tubuhmu.
Bagian tubuhku seperti memasuki
liang tanpa cahaya, lubang penuh
lendir. Aku gugup. Kau gemetar.
Urat-urat darahmu coba meraba
geletar asing yang mendedah ruh
dan tubuh di ruang pengap kamar
yang terbakar.

Terasa ringan, aku kapas diempas
angin. Dari dalam udara, aku
melihat tubuh-tubuh menyerpih.
Ada bau daging gosong. Orang-orang
bingung. Sirine ambulance ngeri,
meraung tak henti.

Duhai, Ilahi, rahasia cakrawala
terbuka sebelum waktu. Seperti
lokan buta yang meraba dengan
sungut, ruhku tertatih meraba
kegelapan jalan terakhirku. Aku
perlu peta, menyibak rute pelayaran,
menyusuri gelombang pinggul yang
bagai badai. Napasku tercekik belelai
gurita raksasa, tepat saat jari-jari
tanganmu ingin raih bulan di atas
samudra.

Pada parak pagi, kutemukan tubuhku
remuk di antara tumpukan puing
dan abu. Bibirmu yang ranum
menganga, menadah derita di atas
basah aspal jalan. Seribu camar tak
henti memekik dan berhamburan tak
tahu arah.

Kemudian, hari, minggu, dan bulan.
Sesuatu yang disebut waktu,
bergelantungan di pucuk-pucuk
pohon waru. Seorang gelandangan
lusuh menyusur Jalan Legian. Aku
terkesima! Gelandangan lusuh itu,
aku sendiri!

Hanya baju-baju kaus pengabar
duka, pamflet setengah hangus,
seikat bunga layu, potret kekasih dan
orang tercinta berjajar pada pagar
seng kusam. Saling berebut
perhatian, tertuju pada semua
penjuru mata.

Mungkin pernah seorang relawan
menemukan biji mata biru pada sisa
abu. Pinggul setengah matang. Atau
mungkin gema tangis dari sisa
puing. Mengambang dalam malam
bergerimis. Uap alkohol bercampur
sisa embun.

Kukenang bayangmu. Sebentuk bibir
yang sia-sia menempel di kaca
jendela diskotek. Ada bekas
ganggang biru dan sedikit sengat
ubur-ubur pada gambar naga di
lengan kanan. Sisa garam pada
rambut yang separuh hangus. Betis
mulus yang terkelupas seperti
mangga matang, yang pernah
memukau lanun, membajak gelinjang
yang terus meradang, mengerang,
menggasing dalam putaran sembilan
bulan. Seperti kekunang tersihir
cahaya gemintang.

Tak ada lagi mantra penolak bala
atau sesaji penenang ruh. Pun
karangan bunga muram. Mungkin
hanya sebutir aspirin, jarum suntik
dan lima linting mariyuana,
teronggok di sudut kamar kusam.

Kaukah ruh, asal segala keluh dan
jenuh? Atau aku noktah yang akan
terhapus dari kenangan. Atau aku
ruh, yang berkisah perihal waktu,
yang menumbukku jadi debu?
Kau beri aku kembara tanpa dangau
kekal. Aku ulang-alik, berpindah dari
satu tubuh ke lain tubuh. Seperti
burung-burung yang diusir musim
dingin. Pintu rahim siapa mesti
kuketuk lagi, demi ruh yang tak
henti mengembara. Aku letih
menyusuri garis edarku sendiri.

Aku
bukan matahari, bukan bulan, bukan
bumi. Aku noktah pada hamparan
semestaMu. Bila aku mengakui
adaMu, apa harus aku
mempercayaiMu?

Bila Kau titiskan aku lagi, beri aku
sebilah kelewang berkilau dan kuda
putih. Aku hanya sudi menjelma
ketika usia bumi merapat tua. Itulah
akhir titahMu, akhir kembaraku.
Itulah saat aku mengukur umurku
sendiri, mengumpulkan remah-
remah karma.

Atau titiskan aku lagi 666 tahun
kemudian, ketika bumi menjadi
lapisan es. Aku akan menjelma ikan-
ikan cahaya, yang menghuni lubuk
paling kelam dari samudra
membeku, dari jiwa paling kelabu.
Dan Kau? Kau membeku dalam
istanaMu!.

Lalu lalang malapetaka berahir di sudut legian.

Cmst.

01 Juni 2014

Setes lukisan tuhan di pulau lombok

Setetes lukisan tuhan di pulau   

                    lombok

Keindahan ini mengiris kerinduan
      lalu menyuguhkan jutaan kenang
          pada lembaran lembaran mimpi

   Cerita tanah jauh merayu mimpi
merobek selimut sasak ku
pada tidur pagiku yang lalu

Ingin ku gurat senyum terahir pada wajah keindahan tuhan
yang bergelar gumi sasak

Biar ku pinjam sehelai nafas lamunan
   biar ku gelar kerinduan atas nama keindahan
    lalu derita mimpuku juga akan tergelar atas nama yang sama

Setetes lukisanMu di wajah ibu pertiwiku menyusun sebuah gelar
  "tuhan pencinta keindahan"

by:cmst

17 Mei 2014

Masmirah

Masmirah akan selalu
   menghapus jejak cinta
dan
     menatah
candi penuh tumbal dan
kesengsaraan.

Karena itu,
dengarlah
lengking seruling

    Kembang malam
yang mengembuskan tangis indah

Buak ate.

Bersekutulah dengan
      tarianmu sendiri,
karena

Masmirah
    telah mati dan

Babadsasak
tak
   melahirkan pahlawan lagi.

08 April 2014

Tuhan & Manusia

By; Cmst
TUHAN & MANUSIA

ﺪﻬﺷﺃ ﻥﺃ ﻻ ﻪﻟﺍ ﻻﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﻭ ﺪﻬﺷﺃ ﻥﺃ
ﺍﺪﻤﺤﻣ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ

Ma’rifat Hamba Allah (Tauhid)
Allah berfirman,
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang
Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang
berhak
disembah) melainkan Dia (QS
2:163)”
“Tuhan kamu adalah Tuhan yang
maha Esa (QS 16:22)”
“Katakanlah: Dialah Yang maha Esa
(QS 112:1)”.
Itulah beberapa mutiara tauhid
yang disebutkan oleh Allah di
dalam Al Qur’an
sebagai pentauhidan akan ke-Esa-an
Diri-Nya. Maka secara harfiah,
tauhid
adalah Mengesakan Tuhan.
Al Ghazali dalam kitab
Raudhah Al-Thalibin Wa Umdah Al-
Salikin (16)
mengartikan
tauhid sebagai menyucikan
Al-Qidam
dari sifat
al-huduts
(baru), menjauhkannya
dari segala sesuatu yang baru,
sehingga seseorang tidak kuasa
melihat dirinya
bernilai lebih terhadap yang
lainnya. Artinya, dirinya menjadi
tiada atau fana.
Sebab bila dia melihat kepada
dirinya sendiri atau orang lain
disaat dia berada
dalam kondisi mentauhidkan Al-
Haqq
, maka akan terjadi dualisme, dan
itu berarti
tidak mengesakan terhadap Dzat-
Nya yang
qadim
, yang memiliki sifat Esa dan
Tunggal (disinilah Iblis tertipu
sehingga menolak perintah Allah).
Keesaan
sebagai Yang Tunggal sebagai
makna tauhid pada hakikatnya
berkaitan erat
dengan pengenalan yang baru
(semua makhluk) terhadap yang
qidam
. Maka
dalam siklus
makrifatullah
tak pernah berhenti, tauhid
merupakan ujung dari
makrifat dari yang menyaksikan, ia
dikatakan rahasia dan ruh dari
makrifat.
Namun, tauhid juga merupakan
awal dari
makrifatullah
, karena di ujung
perjalanan makrifat si pencari
(salik) akan mengalami
penyaksiannya di awal
mula sebelum ia menjadi dirinya
(sebelum ruhnya ditiupkan ke
dalam jasad) (QS
7:172).
Dengan demikian menjadi jelas
bahwa ketika seseorang mencapai
suatu
totalitas tauhid yang benar berupa
penyaksian akan Allah sebagai
Tuhan Yang
Esa, tidak ada pengakuan bahwa
dirinya telah sampai, karena
pengakuan akan
menyebabkan suatu bencana baik
bagi dirinya yang diliputi
kesombongan diri,
atau hanya sekedar ilusi yang
menipu dirinya sendiri. Dalam
banyak aspek,
pengungkapan makrifat
dimungkinkan apa adanya, seperti
Nabi Muhammad
SAW menceritakan Isra & Mi’rajnya,
sebagai suatu
dzauqi
atau citarasa ruhaniah
penyaksian hakiki sehingga darinya
akan muncul berbagai
pengungkapan
lahiriah berupa puisi, prosa, dan
bentuk-bentuk pengungkapan
lainnya. Ada yang
boleh disiarkan sebagai suatu berita
kenikmatan yang memang harus
ditebarkan
sebagai sebuah rahmat, ada juga
yang harus disembunyikan karena
bisa
menimbulkan fitnah baik bagi
dirinya, para munafik dan ateis,
maupun orang
yang mengikutinya dengan
kebodohan dan tanpa ilmu
sehingga yang muncul
dari pengikut yang bodoh adalah
pengakuan-pengakuan palsu.
6.10.1 Pengertian Tauhid
Menurut Al-Qusyairy an-Naisabury,
“Risalatul Qusyairiyah”
[10]
, Tauhid adalah
suatu hukum bahwa sesungguhnya
Allah SWT Maha Esa, dan
mengetahui
bahwa sesuatu itu satu bisa
dikatakan tauhid juga. Sehingga,
menauhidkan
sesuatu yang satu merupakan
bagian dari keimanan terhadap
yang satu itu.
Makna eksistensi Allah SWT sebagai
Yang Esa adalah suatu penyifatan
yang
didasarkan ilmu pengetahuan.
Dikatakannya bahwa Allah SWT
adalah
Ketunggalan Dzat, sehingga “
Dia Adalah Dzat Yang tidak
dibenarkan untuk
disifati dengan penempatan dan
penghilangan.
” Selanjutnya banyak ahli hakikat
yang mengatakan bahwa Allah SWT
itu Esa adalah penafian segala
pembagian terhadap dzat; penafian
terhadap penyerupaan tentang Hak
dan
Sifat-sifat-Nya, serta penafian
adanya teman yang menyertai-Nya
dalam Kreasi
dan Cipta-Nya.
Hujwiri dalam “Kasyf al-Mahjub”
dan Al Qusyairy
dalam kitab Risalahnya,
membagi pengertian tauhid menjadi
tiga kategori yaitu :
Tauhid Allah SWT oleh Allah SWT,
yaitu ilmu dan pengetahuan-Nya
bahwa sesungguhnya Dia adalah
Esa.

Tauhid Allah SWT oleh makhluk,
yaitu ketentuan-Nya bahwa
makhluk
adalah yang menauhidkan dan
menjadi ciptaan-Nya, atau disebut
tauhidnya hamba dan penegasan
tauhid ada dalam hatinya.

Tauhid Allah SWT oleh manusia
yaitu pengetahuan hamba bahwa
Allah
SWT Yang maha Perkasa dan Agung
adalah Maha Esa.
Pada tauhid yang pertama, maka
ketauhidan-Nya hanya dapat
terpahami oleh
ilmu dan pengetahuan-Nya, dimana
Yang Memahami ketauhidan Allah
oleh Allah
adalah Allah sendiri atau
penetapan-Nya pada makhluk
pilihan-Nya Sendiri.
Dalam hal ini yang mendapat
kemuliaan itu adalah Nabi
Muhammad SAW
dimana beliau dapat memperoleh
kekuatan dan memperlihatkan
eksistensi Allah
dari luar non-eksistensinya pada
saat peristiwa Mi’raj. Sehingga,
Yang Ada
adalah Allah semata. Dalam
pengertian demikian, makhluk yang
mengetahui
berdasarkan pengetahuan-Nya
hanya mampu sekedar berkata
bahwa “
aku
mengenal Allah dengan Allah
” dengan tabir sebagai suatu sifat
ar-Rububiyyah
.
Hakikatnya, seperti yang sering
diungkapkan oleh Rasulullah SAW
dan para
sahabat tersebut adalah ujung dari
Ma’rifat al-Haqq
, dalam batas-batas yang
sangat dekat (
Qabaa Qausaini
atau lebih dekat lagi), tetapi bukan
merupakan
Ma’rifat Dzat
Allah karena hanya Dialah yang
dapat menauhidkan-Nya.
Meminjam istilah Ibnu Arabi, maka
tauhid yang pertama bisa dikatakan
sebagai
al-Hirah al-Ilahiyah
atau
Kebingungan Ilahiyah
yang dialami makhluk setelah
mencapai maqam tertinggi yaitu
Mi’raj Nabi SAW. Dan hanya Nabi
Muhammad
SAW lah yang berhak mengatakan
dengan penyaksian utuh “
aku mengenal
Allah dengan Allah
”. Para sahabat, wali, dan kaum
arifin sesudahnya berada di
bawah maqam nabi SAW tersebut,
sehingga dalam sabdanya Nabi
Muhammad
SAW berkata “
Saya bersama Allah dimana tidak
seorangpun dari malaikat atau
nabi bisa berada bersama saya.
” Tauhid Allah oleh Allah karena itu
dikatakan

Yang Ada hanyalah Dia
”. Dan bagi mereka yang mengikuti
jejak Nabi
Muhammad SAW maka mereka
mentauhidkan melalui dirinya
karena tanpa “
Nur
Muhammad dan Muhammad SAW
” semua makhluk akan musnah.
Secara
eksak, hal ini berarti bahwa tanpa

Nur Muhammad dan Muhammad
SAW

semua makhluk tidak pernah
diciptakan oleh Allah SWT. Inilah
makna awal dan
akhir dari esensi penciptaan melalui
firman “Basmalah” dan “Kun” yang
dinisbahkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai “Yang
Petama Kali”
diciptakan dan yang “Yang Paling
Akhir” dimunculkan, yang “Lahir
sebagai Nabi
Muhammad SAW hamba Allah” dan
“Yang Batin sebagai Nur
Muhammad”
(penyisipan kata sambung “dan”
harus dipahami dengan logika
kuantum yang
tidak terbedakan, Lihat juga QS al-
Hadiiid ayat 3).
Pada tauhid yang kedua, maka
Tauhid-Nya Allah oleh makhluk
adalah suatu
penghambaan mutlak dari semua
makhluk yang eksis setelah
kehendak “
Kun Fa
Yakuun
”. Maka, pentauhidan yang muncul
adalah suatu ketentuan baik yang
berupa penetapan-penetapan,
sunnatullah yang pasti dan tidak
pasti, puja-puji,
dan tasbih semua makhluk dari
maujud yang paling elementer
sampai maujud
yang nyata membangun relativitas
dari yang baru (dari makhluk), dari
nanokosmos ke makrokosmos, dari
‘alam al-mulk
sampai
‘alam
al-jabarut
.
Penegasan tauhid yang terdapat
dalam semua makhluk, karena itu
adalah
penegasan dalam hati, sebagai
suatu hakikat paling elementer dan
halus bahwa
semua makhluk mengada semata-
mata karena curahan rahmat dan
kasih
sayang-Nya semata. Pada tauhid
kedua ini, Abu Bakar As Shiddiq
r.a.
mengatakan bahwa tauhid adalah
perbuatan Ilahi dalam hati
makhluk-Nya. Maka
dikatakan bahwa pentauhidan Allah
SWT oleh makhluk adalah
pentauhidan dari
ciptaan-Nya, atau yang diciptakan-
Nya dengan kehendak firman “
kun fa yakuun
”.
Jadi tauhid kedua adalah tauhid
semua alam semesta (al-Aalamin)
beserta
semua isinya, yang memuja dan
memuji hanya kepada Penciptanya,
juga karena
Dialah Allah yang Maha Memelihara
(QS 1:2), maka tiada Tuhan selain
DiriNya.
Disini semua makhluk harus
menauhidkan Allah SWT dengan
secara total
menafikan eksistensi dirinya sendiri
sebagai maujud, sehingga makhluk
harus
mengatakan “
Tidak ada Tuhan Selain Allah (Laa
ilaaha illaa Allaah)
Tauhid yang ketiga adalah Tauhid
Allah oleh manusia melalui
pengetahuan-Nya
yang dianugerahkan kepada
manusia berupa akal pikiran dan
kehendak bebas
untuk memilah dan memilih.
Pentauhidan Allah SWT oleh
manusia adalah
pentauhidan untuk makhluk yang
menyaksikan pertamakali dan
makhluk yang
disempurnakan sebagai Insan
kamil. Maka, manusia yang
menauhidkan Tuhan
sebagai Yang Esa adalah ia yang
melakukan pencarian atau
dianugerahi
makrifat pengenalan secara
langsung. Pencarian adalah wasiat
Allah yang
ditauhidkannya, maka ia yang
mencari adalah ia yang akan
berjalan dari awal
dan sampai ke awal kembali. Ia
yang mampu memecahkan rahasia
eksistensi
dirinya melalui dirinya sendiri
untuk kemudian mengenal Dia yang
ditauhidkannya. Inilah tauhid yang
identik dengan pengertian “
Man arofa
nafsahu, faqod arofa robbahu
”. Tauhid demikian adalah
tauhidnya hamba Allah
yang mesti menegaskan ketauhidan
Allah SWT melalui profil manusia
yang
paling disempurnakan yaitu Nabi
Muhammad SAW sebagai hamba
Allah dan
Kekasih Allah. Maka tauhid manusia
seperti ini adalah “
Tidak ada Tuhan Selain
Allah, dan Muhammad SAW adalah
Utusan Allah (Laa ilaaha illaa
Allaah,
Muhammadurrasulullah)”
Dan dengan demikian, bagi manusia
dan semua
makhluk-Nya maka tauhid ketiga
adalah tauhid Yang Awal dan juga
tauhid Yang
Akhir (QS 57:3), yang merupakan
rahmat bagi seluruh alam. Tanpa
melalui
penauhidan ketiga ini, maka tauhid
manusia (dan jin) menjadi tidak
sempurna.
Kendati seseorang dapat memulai
dari ketauhidan kedua, yakni
Tauhid Allah
oleh makhluk sebagai makhluk
elementer, namun tauhid kedua
adalah tauhid
bagi makhluk non sintesis yang
berjalan dengan berjalannya sang
waktu sebagai
suatu
qadā
. Maka ia yang tidak memulai dari
tauhid ketiga hanya mendapat
sekedar pengampunan, karena
Tauhid kedua adalah tauhidnya
manusia pertama
yaitu Nabi Adam a.s. Dan
pengampunan, seperti halnya
ampunan yang
dianugerahkan kepada Adam dan
Hawa sebagai suatu hidayah untuk
mereka
dan anak cucunya, tidak lebih dari
awal mula perjalanan makrifat
manusia, yaitu
awal mula dari manusia pertama
menyadari kesadaran diri yang
teosentris
bahwa ada Tuhan Yang Esa.
Rasululllah SAW bersabda :
“Ada seseorang dari generasi
sebelum zaman kamu sekalian yang
sama sekali
tidak pernah beramal baik kecuali
bahwa ia bertauhid saja. Orang itu
berwasiat
kepada keluarganya,’Bila aku mati,
bakarlah aku dan hancurkan diriku,
kemudian taburkan separuh
tubuhku di darat dan separuhnya di
laut pada saat
angin kencang.’ Keluarganya pun
melakukan wasiatnya itu. Kemudian
Allah
SWTberfirman kepada
angin,’Kemarikan apa yang kamu
ambil.’ Tiba-tiba orang
tersebut sudah berada disisi-Nya.
Kemudian Allah SWT bertanya
kepada orang
tersebut,’Apa yang membebanimu
sehingga kamu berbuat begitu?’ Dia
menjawab,’Karena malu pada-Mu.’
Kemudian Allah SWT
mengampuninya.” (HR Bukhari)
Tauhid ketiga sebenarnya ekor
yang memutar kearah kepala, jadi
tauhid ketiga
yaitu Tauhid Allah oleh manusia
adalah suatu kewajiban bagi semua
manusia
dan jin, suatu lingkaran perjalanan
yang menutup dimana awal dan
akhir
bertemu, yaitu tauhid Allah oleh
Allah dan tauhid Allah oleh
manusia yang
menyambung tanpa kelim (tanpa
kelihatan sambungannya, tetapi
tahu bahwa
disitulah sambungannya, seperti
pita mobius yang memelintir saling
memunggungi),
atau katakanlah suatu sambungan
yang saling memunggungi.
Maka menjadi jelas bahwa dalam
tauhid ketiga, antara manusia yang
menauhidkan dan Allah yang
ditauhidkan saling memunggungi,
dan diantara
keduanya adalah alam semesta
sebagai wadah pembelajaran bagi
makhluk
yang disempurnakan yaitu manusia
sebagai hamba Allah

“Kesejatian Diri” dua kata yang
seringkali membuat orang kurang
paham dengan kata-kata itu, siapa,
mengapa dan bagaimana
sesungguhnya dirinya. Dalam
Proses pencarian siapa diri kita ini
meski terlihat sederhana, ternya
dibutuhkan bermacam perjuangan
dan ujian sampai kita benar-benar
tahu dan mengerti apa dan
bagaimana diri kita sesungguhnya.
Dalam kehidupan sehari-hari,
terkadang kita dihadapkan pada
sesuatu yang kurang nyaman
menurut kita, oleh karena
keterbatasan kuasa serta
keterbatasan posisi kita, akhirnya
kita menuruti apa yang sebenarnya
ada penolakan pada diri kita.
Mengikuti atau menuruti sesuatu
hal yang bertentangan pada diri
kita adalah suatu ujian yang berat,
karena disini kita akan menjadi
sosok yang bermuka dua.
Dari kejadian diatas, satu bisa kita
tarik hikmahnya dan bisa sbagai
perbendaharaan dalam tahap
mencari Kesejatian diri, bahwa
sebenarnya diri kita tidak seperti
yang kita lakukan tadi. Dari
berbagai macam aktivitas yang ada
penolakan pada diri kita, itulah
yang sesungguhnya dapat
membangun dan menemukan siapa
dan bagaimana diri kita.
Berjalannya waktu, lambat laun
proses pencarian “Kesejatian Diri”
akan kita temukan…

Dzikir

By:Cmst


ZIKIR (1) part 1

ﺪﻬﺷﺃ ﻥﺃ ﻻ ﻪﻟﺍ ﻻﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﻭ ﺪﻬﺷﺃ ﻥﺃ
ﺍﺪﻤﺤﻣ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ

ZIKIR (1)
Sebagaimana yang pernah
diterangkan pada uraian-uraian
sebelumnya, bahwa setiap orang
yang hendak menyucikan dirinya
dengan Allah s.w.t, ber-ke-WAJIB-
an meng-amal-kan segala petuah-
petuah yang diberikan oleh
gurunya di samping berzikir dengan
Allah s.w.t. karena dengan berzikir
saja-lah maka hakiki dari ke-kotor-
an hati dapat disucikan, dan perlu
diketahui bahwa tiada jalan lain
untuk mengembalikan Diri Rahasia
Allah s.w.t. kepada ZatulHaq
melainkan dengan cara menyucikan
hatinya.

Kesucian hati dapat diukur
berdasarkan tahap kesucian
gumpalan darah kotor yang
ada di bagian bawah jantung
seseorang, yang selama ini
menyelebungi lampu Makrifat.
Dengan men-dapat-kan Nur Qalbu,
maka manusia tersebut akan mem-
dapat-kan hidayah dari Allah s.w.t.
seperti sabda Rasulullah s.a.w.:
KALBU MUKMININ BAITULLAH

Artinya :
Sesungguhnya hati orang
mukmin itu adalah istana
Allah

Apakah Hakekat daripada ZIKIR?
Sesungguhnya ZIKIR pada
pandangan SYAREAT adalah
mengingati Allah s.w.t. dengan
melafazkan Asma’ Allah s.w.t. yaitu
apa yang ada dibibir sama dengan
yang ada didalam hati.

Namun begitu didalam bab ini saya
akan membawa saudara-saudara
sekalian kepada penafsiran TASAUF.

Adapun penafsiran ZIKIR pada
pandangan TASAUF boleh di-
tafsir-kan bahwa : zikir adalah
satu seruan kepada semua
anggota zahir dengan tujuan
untuk membersihkan hati
dalam usaha-nya untuk
mengembalikan Diri Rahasia
kepada tuan Empunya Diri,
ini berlandaskan firman Allah
s.w.t. di dalam Al Quran
Surah Ar Ra’du ayat 28
Illa bizikrullahi baianul qulub

Artinya :
Dengan ber-zikir kepada Allah
s.w.t.-Lah dapat
membersihkan hati.

Adapun zikir yang biasa diamalkan
orang-orang Hakekat dan Makrifat
adalah zikir Af’al, zikir Asma’, zikir
Sifat dan zikir Zat.
Ber-awal Zikir AF’AL adalah dengan
me-lafaz-kan kalimat Syahadat
Tauhid yaitu LAILLAHAILLALLAH,
zikir ini merupakan zikir awal yang
biasa diamalkan oleh orang-orang
kumpulan SYAREAT,. Zikir ini juga
sering disebut sebagai zikir nafi dan
Isbab dimana si pengamal zikir ini
akan me-nafi-kan segala hak pada
dirinya dan segala Af’al pada
dirinya dengan meng-isbab-kan
segalanya kepada hak Allah s.w.t.
semata, disamping dia juga
menafikan ke-wujud-an dirinya
kepada ke-wujud-an Allah s.w.t.
semata-mata.

Sedangkan Zikir ASMA itu adalah
dengan cara me-lafaz-kan zikir
keluar nafas yaitu : ALLAH, zikir ini
biasanya diamalkan oleh kumpulan
TAREKAT. Dimana pengamal-
pengamalnya terus menerus
menafikan diri zahirnya dan terus
mengisbabkan kepada diri batinnya
semata-mata yaitu ALLAH.
Jika pada zikir SYAREAT yaitu
LAILLAHAILLALLAH masih men-yata-
kan Nafi dan Isbab dengan
melafazkan kalimah
LAILLAHAILLALLAH dengan lidah
dan hatinya secara berulang-ulang
melafazkan kalimah penyaksian.
LAILLAHAILLALLAH
Tiada yang nyata hanya Allah
s.w.t.

Tetapi pada zikir orang Tarekat
adalah lebih ringkas lagi dengan
hanya terus menyatakan ALLAH
saja. yaitu diri batin yang
mengandungi Diri Rahasia Allah
s.w.t.
Zikir penyaksian diri batin ini
dilakukan sambil si pengamalnya
menilik diri bathinnya.
Disini dapat-lah diterangkan bahwa
konsep yang disimpulkan pada zikir
Asma’ ini adalah
LA MAUJUDU ILLALLAH

Artinya :
Tiada yang wujud pada zahir
dan bathinnya hanya Allah
s.w.t. semata-mata.

Kemudian Zikir SIFAT itu adalah
zikir keluar masuk nafas atau zikir
TANAFAS yaitu : ALLAH HU. Dimana
lazimnya zikir ini diamalkan oleh
kumpulan orang-orang HAKEKAT.

Sesungguhnya zikir ini adalah, zikir
dimana pengamal-pengamalnya
telah memahami konsep pada
penyaksian diri ZAHIR dan BATHIN
dimana mereka telah mendapat
petuah penyaksian diri daripada
gurunya yang mursyid lagi
makrifat.
Jadi bila seseorang itu berzikir
dengan zikir SIFAT maka berarti dia
menyatakan pada diri zahir dan
bathin-nya tentang dua konsep
pegangan diatas.
.
ALLAH HU
LAILLAHAILLALLAH
MUHAMMADARRASULULLAH
Tiada yang nyata pada diriku hanya
diri bathin dan Muhammad (diri
zahir) adalah penanggung Diri
Rahasia Allah s.w.t.
Adapun Zikir ZAT dengan me-lafaz-
kan Zikir Rahasia NUFUS yaitu A
HU, zikir ini juga dinamakan zikir
pertemuan Makrifat antara ZAKAR
dan FARAJ ketika berlangsungnya
persetubuhan
.
Zikir ini adalah zikir “NYATA
MENYATA” di antara pemberi dan
penerima yaitu ZAT dan SIFAT yang
KAMIL MULKAMIL yang makrifat
antara satu dengan lainnya.
Adapun yang dimaksud kamil-
mulkamil di antara satu dengan lain
itu adalah satu kesatuan antara diri
zahir dan bathin ataupun antara
Hakekat Diri Allah dan Hakekat
Muhammad tidak boleh lagi
bercerai berai diantara satu dengan
lain pada konsep Makrifat.

Untuk keterangan lanjut dan lebih
mendalam silahkan bertanya
kepada orang yang mursyid lagi
makrifat .

Syareat = Zikir Af’al =
LAILLAHAILLALLAH
Tarekat = Zikir Asma’ = ALLAH
Hakekat = Zikir Sifat = ALLAH
HU
Makrifat = Zikir Zat = A HU
Pada peringkat awal bagi orang-
orang MUFTADI (orang yang baru
belajar), mereka biasanya diberi
petuah oleh gurunya supaya
mengamalkan dan berpegang
dahulu dengan hakekat syahadat
tauhid dan bagi orang-orang
MUTTAWASID (orang-orang
pertengahan) biasanya diberi
petuah oleh gurunya mengamalkan
Zikir Asma’ (ALLAH). Sedangkan
bagi orang MUNTAHI (orang yang
faham) biasanya mengamalkan
Zikir Sifat (ALLAH HU) dan Zikir Zat
(A HU).
by Ilmu Hakekat Usul Diri

ZIKIR (2)
Adapun zikir LAILLAHAILLALLAH
adalah zikir Isbab, sedangkan yang
dikatakan Nafi itu adalah dengan
kita me-nafi-kan diri zahir kita ini
tidak mempunyai hak atas sesuatu
kecuali nyata hak Allah s.w.t.
semata-mata.:
LA HAYYUN : Hidup-ku bukan
Hidup-ku
LA ILMUN : Ilmu-ku bukan Ilmu-ku
LA SAMIUN : Mendengar-ku bukan
mendengar-ku
LA BASHIRUN : Melihat-ku bukan
melihat-ku
LA KADIRUN : Kuasa-ku bukan
kuasa-ku
LA MURIDUN : Kehendak-ku bukan
kehendak-ku
LA MUTTAKALLIMUN : Berkata-kata-
ku bukan berkata-kata-ku
BILHAKKI ILLALLAH : Kecuali semua-
nya itu Hak Allah semata-mata.
Ber-awal LA itu adalah nafi bagi diri
zahir dengan satu pegangan tubuh
zahir ini bukan tubuh kita kecuali
diisbabkan dengan ILLA yaitu pada
menyatakan dengan suatu pegangan
penyaksian yang mutlak bahwa
yang wujud pada diri zahir kita ini
adalah pada yang mengisbabkan
kepada ILLALLAH Jadi bila
dikatakan ILLALLAH berarti kita
menyatakan dengan satu
penyaksian yang mutlak bahwa diri
batin kita itu adalah hanya Allah
s.w.t. semata-mata. Dalam hal ini
untuk pemahaman yang lebih
mendalam silahkan baca kembali
pada uraian yang membahas
hakekat syahadat.

Adapun zikir ALLAH adalah
zikir Asma’ dan sesungguhnya
yang dikatakan zikir Asma’ itu
adalah karena nama ALLAH
yang ber-Sifat dan ber-Zat itu
nyata meliputi pada seluruh
alam Saghir dan alam Kabir
yaitu pada diri manusia dan
alam semesta.

Semuanya tiada teruang sedikitpun
kecuali samad dengan Zat, Sifat,
Asma, dan Af’al Allah s.w.t. semata-
mata.
Seperti firman Allah s.w.t.
WALILLAHI MASYRIKU WAL
MAGRIBU WA’AINAMA TUALLU
FASYAMMA WAJHULLAH

Artinya :
Sesungguhnya milik Allah
s.w.t. itu dari mashrik dan
maghrib, dimana saja kamu
menghadap disitulah kamu
akan melihat wajah Allah
s.w.t.

Oleh karena itu bila kita
melafazkan ALLAH maka dengan
secara otomatis pada hakikatnya
kita men-yaksik-an bahwa semua
yang wujud ini adalah Allah s.w.t.
semata-mata, tiada yang lain hanya
Allah s.w.t. yaitu.:
SYUHUDU WAHDAHU FI
KASYRATIN

Artinya :
Saksilah pada yang satu itu
kepada yang banyak.
Adapun zikir ALLAH HU adalah zikir
SIFAT. Zikir ini adalah ber-konsep-
kan :
SYUHUDU KASRATIN FI
WAHDAH

Artinya :
Saksilah pada yang banyak
kepada yang satu
Yaitu dengan memahami apa saja
yang ada, apa juga yang berlaku,
dan apa juga yang terjadi adalah
daripada SUMBER yang satu yaitu
Allah Ta’ala jua yang meliputi pada
zat, sifat, asma, dan afaal.

Disini bila dilafazkan ALLAH HU
maka berarti hilangnya segala yang
zahir dan nyata-lah segala yang
batin yaitu Allah Taala jua. Untuk
memahaminya secara mendalam
silahkan lihat kembali pada uraian-
uraian yang lalu.

Adapun zikir A HU adalah zikir ZAT
atau dinamakan juga Zikir Makrifat.

Zikir ini ber-konsep-kan kepada :
SYUHUDU WAHDAHU FI
WAHDAH.

Artinya :
Saksilah pada yang satu
didalam yang satu.

Sesungguhnya maksud saksilah
pada yang satu didalam yang satu
adalah dengan cara berkonsepkan
penyaksian yang satu dari yang
satu yaitu semuanya dari pada
Allah dan kembali kepada Allah.
INNA LILLAHI WAINNA ILLAIHI
ROJIU’N
Artinya :
Semuanya dari Allah dan
harus kembali kepada Allah
- Zat itu dari pada Zat yang satu,
- Sifat itu dari Sifat pada yang satu,
- Asma, itu dari pada Asma yang
satu
- Af’al itu didalam Af’al yang satu
Jadi.. Zat Sifat, Asma, dan Af’al
Allah Taala Semesta Alam jua,
Sesungguhya semua yang wujud
dan zahir adalah dari pada yang
satu dan sebenarnya memang satu
dan tidak di-sekutu-kan dengan
yang lain dari pada yang satu.

Bahwasanya Allah Taala
menzahirkan SifatNya untuk
menyatakan ZatNya dan
menzahirkan Af’alNya untuk
menguji SifatNya dan
menzahirkan AsmaNya
semata-mata untuk
menyatakan Sifat af’alNya dan
ZatNya.

Tidak ada sebab lain Allah Taala
menzahirkan segala-galanya
melainkan untuk diriNya saja
Setelah kita menyentuh dan
memahami tentang konsep tentang
ZIKIR tersebut maka kita harus juga
mem-bicara-kan tentang petuah-
petuah dan adab-adab berzikir
supaya zikir yang dilafazkan itu
akan mencapai tujuan untuk
membersihkan hati kita dengan
Allah s.w.t.

Perlu untuk ditegaskan disini
bahwa sesuatu zikir yang
dikerjakan tanpa mengikuti adab
dan petuah-petuah berzikir niscaya
zikir tersebut akan menjadi sia-sia
karena tidak mencapai matlumat
zikir yang sebenarnya.

Banyak orang berzikir mengikuti
selera masing –masing, terasa
hendak berzikir dengan nyaring
lantas dinyaringkan suaranya,
terlintas dihatinya hendak
dilagukan zikir tersebut, lantas
dilagukanya, terasa hendak
dilenggak-lenggokan tubuhnya,
lantas dilenggak-lenggokkan
tubuhnya, pendek kata berzikir
bagi mereka adalah dengan cara
melafazkan zikir mengikuti
sekehendak hati tanpa mendapat
petuah yang mutlak untuk
mencapai matmulat zikir yang
dikerjakannya..

Ibu Alfateha


IBU ALFATEHA
By; sahabat Cmst (Raja Ryzal)

bismillahhirrahmannirrahim,
…..asyhaduanlaillah haillallah
wasyhaduanna
muhammadarrasullallah,memohon
syafaat penghuluku nabi besar
MUHAMMAD bin ABDULLAH
rasullallah,aku tularkan kaji serat
tubuh (IBU ALFATEHA) kepada
kawan kawan sebangsa dan setanah
air,dengan nawaitu dapat
mengambil syarat dan manfaat dari
energy dentuman alfateha yang
mengandung berbagai aplikasi
nyata dari rahim 7 lapis bumi,7
lapis langit yang dengan memahami
sedikit kaji nya ini dapat di daya
gunakan untuk berbagai solusi
permasalahan hidup,tentu lah dan
sangat pasti bahwa tetap jadikan
kerja keras,usaha dan berpikir
sebagai panglima dari mendapatkan
solusi permasalahan hidup
tersebut.ini hanya sebagai bentuk
lain dari media tawakaltu dan
sengaja saya tularkan ini agar
terhindar dari rasa paraduga
( bida’ah lah,syiriklah,salah
lah,tidak sepaham dengan agamis
lah serta berbagai macam hal)
sehingga terkadang membuat si
pencari solusi menjadi semakin
bingung,tumbang,linglung dan
endingnya semakin terjerembab
dalam permasalahan tampa terlihat
mana ujung mana pangkal,harapan
saya dengan kaji ini sesorang lebih
nyaman mengamalkannya,lebih
lega dalam ritualnya sehingga lebih
menciptakan rasa menyelesaikan
masalah tampa
masalah.hehe.he.he..kayak slogan
penggadaian..sebab alfateha sudah
selalu kita baca seperti membaca
koran,saking akrabnya dan sudah
jelas kajinya bahwa ia di anjurkan
oleh agama serta telah terlegalisir
tiada satupun yang salah dalam
kalimat alfateha tersebut,maka
sesiapa yang mengatakan bahwa
seorang mengamalkan kaji alfateha
salah maka pastilah di ragukan ia
beragama islam atau tidak,…
dengan memohon kesedian kawan
kawan lain juga saya meminta maaf
jika penggalan kaji alfateha saya ini
dangkal mata airnya,itu di
sebabkan qodo saya yang masih
jauh kepahamannya dari kaji kawan
kawan makrifat yang lain,karena di
asia ini saya yakini teramat banyak
kawan kawan yang memiliki dan
memahami makrifat dari ibu
alfateha jauh lebih dalam,jauh
lebih berpaham dan jauh lebih
tinggi dari saya,tiada lain maksud
saya hanya sedikit berbagi untuk
dapat berkecimpung menjadi
bagian dari makrifat rasa BAHWA
KITA SATU BANGSA SENASIB
SEPENANGGUNGAN,mencoba
memberikan sedikit media agar
kesusahan kawan kawan lain dapat
menemukan ujung dari
permasalahan yang tengah di
hadapi…amin.
versi dari kaji ini adalah tergolong
kaji makrifat di mana ia mengkaji
terlebih dahulu apa alfateha
itu,bagaimana ia terjadi daan apa
fenomena fenomena saat ia terjadi
dan di mana ayat by ayat dari
alfateha ini bersembunyi/berada,ia
di sebut ibu karena memang
darinya lah segala tuah,segala
energy,segala tenaga mistis,segala
kejadian bermula ( keyakinan saya
dalam islam)bahkan bergerak
kemana kita pada hari ini,berpikir
apa kita ini,kenapa sipat sipat kita
terbentuk itu juga sesungguhnya
ada ikut campur dari serat alfateha.
namun walaupun begitu islami nya
kaji ini menurut sepengalaman saya
energy nya juga dapat di gunakan
oleh kawan kawan non muslin bagi
yang mau mencoba menggunakan
nya saja,bagi yang anti ya di
harapkan mencari media lain yang
lebih di yakini,toh mencoba tidak
ada salahnya.

ALFATEHA dalam serat makrifat
terjadi jauh seebelum
malaikat,adam dan hawaa serta
alam zahir ini di ciptakan,alfateha
adalah kalimat lengkap serta awal
dari ucapan makhluk semula awal
kepada tuhannya sebagai rasa
menghamba/mengakui bhwa ia
hamba dan tuhan itu yang di
hamba/ia yang menyembah dan
tuhan yang di sembah,yaitu NUR
yang bernama
MUHAMMAD,ALFATEHA adalah
reflexi mitologi dari ke absahan
pengakuan makhluk paling awal
saat ia mengakui bahwa yang
makhluk itu ia (nur muhammad)
dan yang bukn makhluk itu TUHAN
( ALLAH…sebelum bernama ALLAH
tuhan bernama xxxx),nah setelah
alfateha itu tercetus kalimatnya
oleh nur muhammad namun masih
belum teratur,masih zigzag karena
mahkluk awal tadi masih terkejut
dengan kejadiannya,setelah qalam
qlamullah mulai menjadi seperti
malaikat,ruh dan nabi adam maka
mulailah alfateha ini menjadi
penggerak utama dari bio modeling
kejadian kejadian makhluk lain
tadi,alfateha mulai terpikirkan oleh
makhluk makhluk tersebut sebagai
rangkaian ruh kalimat yang harus
di rangkai,nah pada saat inilah
alfateha mulai menjadi cikal
bakal,sebab musabab dari
bermulanya sipat sipat serta
kejadian makhluk ALLAH
tersebut,dengan maksud yang lebih
standar adalah:
“SAAT ALFATEHA ITU DI SUSUN
BERDASARKAN SUSUNAN RUH YANG
INDAH BAIK DAN TEPAT DI SAAT
ITU PULA MENJADILAH BEBERAPA
BENTUK DARI ALAM SEMESTA
INI,MAKSUD SAYA SAAT AYAT
PERTAMA ALFATEHA DI BENTUK
DENGAN DI SUSUPI RUH NYA MAKA
TERBENTUKLAH SUSUNAN
GEOMETRIS LANGIT PERTAMA DAN
SUSUNAN BIO COLLECTIV SUSUNAN
ZAHIR OTAK NABI ADAM DENGAN
LENGKAP,PINTER BERAKAL DAN
SEMPURNA.DENGAN BEGITU MAKA
OTAK NABI ADAM tentu juga semua
manusia adalah sedulur,selahir
dengan ayat alfateha yang
pertama,NAH JIKA KALIMAT AYAT
INI TERGANGGU ATAU TIDAK
TERBACA OLEH MANUSIA MAKA
AKAN SANGAT BERPENGARUH
KEPADA OTAK MANUSIA TERSEBUT.
(ini kunci ilmu ibu alfateha
tersebut)

“KAJI YANG KEDUA: ALFATEHA ITU
SETELAH LENGKAP TERSUSUN DI
ALAM MALAKUT IA DI SUMPAH
BAHWA ENERGY NYA AKAN
MENYELAMATKAN SIAPA SAJA YANG
MEMBACANYA DENGAN PENUH
LENGKAP DAN ISTIQOMAH,NAH
JIKA ADA SEORANG ANAK CUCU
NABI ADAM MEMBACA ALFATEHA
LALU IA BELUM SEMPAT
MELENGKAPI AYATNYA KARENA
TERGANGGU OLEH PERKARA LAIN
MAKA AKAN TERGANGGULAH
SELURUH ROTASI PERPUTARAN
MUKA BUMI INI,MAKA ALAM
SEMESTA AKAN KACAU
BALAU,MEMORI SELURUH MAKHLUK
AKAN TERGANGGU.MAKA OLEH ITU
SESIAPA YANG MEMBACA ALFATEHA
MAKA IA AKAN DI SELAMATKAN
DARI SEGALA KEJAHATAN SAMPAI IA
SELESAI MEMBACA LENGKAP PENUH
AYAT ALFATEHA TERSEBUT OLEH
KHODAMUS SERTA ALAM
SEKITARNYA.

“KAJI YANG KE TIGA”:
SESUNGGUHNYA SESIAPA YANG
SALAH SEDIKIT SAJA BUNYI TAJWID
MEMBACA ALFATEHA MAKA
SUSUNGGUHNYA IA TELAH
MENGUNDANG 9 ANAK CUCU
SYEITHON UNTUK HADIR DAN
BEKERJA UNTUKNYA,SEBAB DI
DALAM ALFATEHA ITU ADA NAMA 9
ANAK SYEITHON JIKA KITA
TERSALAH BUNYI
MEMBACANYA,SEPERTI ” IYYA
KANAQ BUDHU WA IYYA
KANASTAIN” JIKA TERSEBUT
KANASSTAIM,MAKA TAIM ITU
ADALAH ANAK SYEITHON DARI
GOLONGAN JIN THAHIT.
CONTOH YANG KEDUA ADA PADA
KALIMAT “IYYA KANAQ BUDHU”
JIKA TERSEBUT BUNYI “IYA KANAQ
BUHDU” IYYA MENJADI,IYA” MAKA
ARTINYA BUKAN LAGI PADA
‘KEPADA MU YA ALLAH KAMI
MENYEMBAH tetapi MENJADI
KEPADA MU YA MATAHARI KAMI
MENYEMBAH” ( dahulu jaman
jaman lagi maraknya dukun
santet,saya pernah bertemu
seorang ahli santet yang ia
menggunakan santet nya hanya
dengan membaca alfateha tetapi
alfateha nya di salah salahkan
bunyinya,agar yang berbunyi
memanggil nama anak anak
syeithon)

“KAJI YNG KE EMPAT: 7 ayat
alfateha itu sesungguhnya berada
dan berbentuk dalam serat bagian
tubuh manusia,ia menjadi qursani
dan hamiyyah(besi semula jadi dan
api tubuh manusia) ayat tersebut
berada terpencar pencar di dalam 7
bagian tubuh manusia,jika ke 7
kalimat alfateha ini yang berada
pada 7 bagian tubuh manusia
tersebut dapat di connect kan maka
ia akan menghasilkan dentuman
energy nyata yang sngat
besar,sesungguhnya TENAGA DALAM
YANG MAMPU MEMENTALKAN
BENDA MATI,TAMPA EMOSI,ORANG
YANG MAMPU MENGELUARKAN
SERANGAN API DARI
TUBUHNYA,MAMPU MELAYANG DI
UDARA ATAU BERLARI SECEPAT
ANGIN,ATAU MENGGUNAKAN ILMU
GAYUNG JANTUNG (ilmu gayung
adalah ilmu pukulan jarak jauh
yang mampu membuat lawan putus
jantungnya seperti di gunting) itu
semua adalah bentuk nyata dari
qursani dan hamiyyah tubuh yang
ter focus oleh 7 ayat alfateha yang
telah connect/terhubung
tadi….sayangnya sangat banyak
orang kita muslim sekarang yang
ke 7 ayat alfateha di batang
tubuhnya ini masih berpencar/
terputus putus satu dengan yang
lainnya sehingga tidak dapat
merasakan manfaat khasiat dari
alfateha yang ia baca atau
amalkan,saya terkejut saat 1 tahun
lalu datang ke salah satu biara
saholin temple di inggris miliknya
Mr wong karena hendak mendalami
THAI CHI COMBAT DAN CHI KUNG
salah satu peserta di situ anak
muda dari brebes jawa tengah
mampu menghantam dan
melontarkan meja besi jarak jauh
tampa menyentuh tampa
menggunakan olah pernapasan
tenaga dalam,lalu ia sudi
membeberkan sedikit rahasianya
bahwa ia mengkaji dan belajar
menggabungkan/meng connectkan
7 ayat dalam alfateha tersebut di
tubuhnya dan stelah connect energy
bio atom itu lah yang ia picu untuk
di hantamkan ke benda mati tampa
olah napas apapun (bertambah
keimanan saya pada alfateha).
baiklah berikutnya akan saya
ijzahkan tehnik serta tata cara
menggabungkan ke 7 ayat alfateha
yang terpencar pencar dalam
batang tubuh kita tadi beserta tata
cara menggunakan induk alfteha
ini,tentu dengan struktur yang
telah sya dapat dari fenomena saya
khatam tadi
AYAT YANG PERTAMA TERSIMPAN
PADA SERAT TUBUH TENGKORAK
KEPALA MANUSIA,jika ayat ini di
control dan di daya gunakan
seperti di preteli dan di utak atik
oleh orang lain maka akan ber
efect mengganggu system syaraf
serta mempengaruhi sipat serta
kebiasaan organ bagian tubuh yang
di jaga oleh tengkorak kepala
tersebut,namun jika bio energy nya
mampu di connect kan pada ayat
tubuh yang lain maka reaksi sangat
postive dapat si pengamal raih.
AYAT YANG KEDUA ALFATEHA
TERSIMPAN PADA SERAT TUBUH
BAGIAN JANTUNG jika ayat ini tidak
tersambung/di utak atik atau di
baca zigzag maka akan sangat
berpengaruh pada seluruh reaksi
jantung dan jiwa,orang yang tadi
sangat bahagia bisa tiba tiba
menangis merauang raung tampa
sebab,jiwa yang sakit jika mampu
di connectkan dengan ayat ini
dengan 7 ayat lainnya maka akan
mampu memproduksi energy
ketenangan luar biasa nyata pada
jiwa nya,dan jika ayat ini di utak
atik maka organ jantung nya bisa
terlepas dari untaian,ini jualah
yang di lakukan oleh praktisi ilmu
gayung bathin atau gayung api
(membuat jantung lawan terputus).
AYAT YANG KETIGA tersimpan
dalam serat tubuh bagian bahu
sampai telapak tangan sebelah
kanan
AYAT YANG KE EMPAT tersimpan di
serat tubuh bagian bahu sampai
telapak tangan kiri
AYAT ALFATEHA YANG KE LIMA
tersimpan pada serat tubuh bagian
kaki kanan
AYAT ALFATEHA YANG KE ENAM
tersimpan pada serat tubuh bagian
kaki kiri…dan
AYAT ALFATEHA YANG KE TUJUH
tersimpan pada serat tubuh bagian
zakar/kelamin ( jika ayat ke 7 ini
mampu di connect kan dengan ayat
yang lain sangat ampuh dan
efective untuk media solusi bagi
yang sudah berkelurga namun
belum mendapatkan keturunan).
ketujuh ayat surat alfateha ini jika
ia mampu mengalirkan energy
dengan connecitas yang stabil maka
seluruh inti sari serat ruh serta
energy dari alfateha itu sangat
berpungsi nyata untuk berbagai
keperluan,ia menjdi tonggak
tunggal dari media penyelesaian
masalah dalam hidup ini.namun
jika ia di putus maka terputus
jualah sebab sebab dari kejadian
yang bersamaan dengannnya tadi
sehingga bagian tubuh yang
tersimpan serat tersebut akan
goncang dan tidak dapat lagi di
pungsikan sesuai dengan kehendak
si pemilik tubuh,ia akan bergerak
dan bertindak di luar control tampa
di sadari oleh si pemilik tubuh…

BERIKUT TATA CARA MENG
CONNECT KAN KE TUJUH AYAT
ALFATEHA YANG TERSIMPAN
BERPENCAR DI BATANG TUBUH
MANUSIA (menurut ijazah yang
saya dapat bahwa jika ke tujuh ayat
ini belum mampu connect/
tergabung/menyambung satu
dengan lainnya maka energy dari
ibu alfateha ini sangat sulit untuk
di aplikasikan pada berbagai
keperluan zahir maupun bathin:
-ambillah air hujan/tampunglah air
hujan biasa dengan menggunakan
wadah dari plastic,air hujan yang
saya maksud adalah air hujan yang
pertama sekali hujan setelah
minimal 3 hari tidak
hujan,tampungnya jangan terkena
bahan lain dalam artian air hujan
yang jatuh tersebut jangan di
tampung dari tetesan daun,pohon
atau atap rumah,tampunglah air
tersebut dengan tidak terkena
bahan lain ( seperti membuat air
battre/AKI ).
setelah di dapat air hujan murni
dari zat lain tersebut,pada jam 11
malam (boleh hari apa saja)
ambillah wudhuk lalu sholatlh 2
rakaat bagi yang tidak sholat
silahkan langsung duduk berzikir
saja,nah setelah selesai sholat
letakkan air hujan tersebut dalam
piring yang juga terbuat dari
plastic,lalu lakukan zikir tehnik
seperti ini:
DENGAN DI DAHULUI BISMILLAH
DAN SYAHADAT BACALAH SURAT AL-
FATH ayat terakhir sebnyak 7x lalu
di lanjutkan ayat alfateha yang
pertama sebanyak 1x dengan posisi
tangan memegang tengkorak
kepala maksud saya kedua telapak
tangan tempelkan ke pada kedua
telinga seperti saat kita azhan.(lihat
surat AL-FATH ayat terakhir
tersebut akan terdapat semua
huruf dari ALIF sampai YA berada
pada satu ayat tersebut,ini ayat
yang sangat lengkap karena semua
huruf alquran berada lengkap pada
satu ayatnya).
LANJUTKAN DENGAN AYAT YANG
KEDUA SAMPAI AYAT KE TUJUH
SURAT ALFATEHA TERSEBUT DENGAN
TEHNIK YANG SAMA SEPERTI DI
ATAS,DENGAN POSISI DUDUK
SEPERTI INI:

PADA AYAT KEDUA POSISI KEDUA
TANGAN MEMEGANG/MENDEKAP
JANTUNG
PADA AYAT KE TIGA POSISI TANGAN
KANADAN MELINTANG MENEMPEL
PADA PERUT DAN TANGAN KIRI
LURUS BIASA SAJA
PADA AYAT KE EMPAT POSISI
TANGAN KIRI MENDEKAP
MELINTANG DI PERUT DAN TANGAN
KANAN LURUS BIASA SAJA
PADA AYAT KE LIMA KAKI KANAN
MELINTANG BERSILA DAN KAKI KIRI
LURUS MEMBUJUR
PADA AYAT KE ENAM KAKI KIRI
YANG MELINTANG BERSILA DAN
KAKI KANAN LURUS MEMBUJUR
PADA AYAT KE TUJUH SAMPAI AMIN
BAGIAN SELANGKANGAN/KELAMIN
KENCANGKAN DENGAN MENAHAN
NAPAS,ingat saya katakn
kencangkan bukan tegangkan..ntr
malah terkena pasal pidana
pencabulan lagi,hehehe..jadi saat
membaca tehnik yang saya tulis
tersebut tahanlah napas bukan oleh
napas.
setelah itu selesai hembuskan
napas tujuh kali pada air hujan
dalam piring plastic tadi,lalu
simpan dulu air hujan
tersebut,lakukan tehnik connecsitas
tersebut selama 7 malam berturut
turut dengan tehnik yang sama dan
jam yang sama pula.nah saat nanti
selesai tujuh malam maka
gunakanlah air hujan tersebut
untuk mandi pada sore hari
(campur dengan air mandi biasa)
sebelum mandi bacalah alfateha
tujuh kali dengan membaca ber
HARKAT,ada 7 harkat dalam
alfateha tersebut jangan di baca
seperti membaca koran.nah setelah
itu selesai si pengamal ibu alfateha
ini sudah dapat menggunakan
energy inti sari dari ruh alfateha ini

seperti contoh berikut:
TATA CARA MAKRIFAT PENGGUNAAN
YANG PERTAMA:
bacalah bismillahhirrahmnnirrahim
syahadat 1x
alfateha sampai pada kalimat iyya
kanaq budhu waiyya kanastain…!
stop smpai pada kalimat ini lalu
sambung dengan niat (tidak akan
tersambung alfateha ini sebelum si
(nama terget) datang kepada ku
membayar hutangnya)
NB: jangan di sambung alfateha
yang tadi kita baca sebelum si
penghutang datang membayar
hutangnya (namun jika dalam
sholat alfateha yang dibaca wajib
harus penuh sampai amin,intinya
alfateha yang telah kita niatkan
untuk menghantam si penghutang
tadi saja yang tidak akan kita
sambung sebelum niat nya
terkabul.

TATA CARA YANG KEDUA:
tata cara ini kalau merujuk pada
bahasa sesepuh kwa di namakan
BOSSTER keilmuan seperti contoh
saya selalu melakukan tehnik
seperti ini:
bismillahhirrahmannirrahim
syahadat 1x
alfateha dari awal sampai iyya
kanaq budhu waiyya kanastain lalu
saya sambung dengan kalimat” besi
lah bebismillah,bismillah karena
aku,aku karena ALLAH..dst,lalu
baru saya tes tembak si orang yang
tadi saya isikan sumpah serapah
besi” setelah nyata tidak luka
tubuhnya oleh pelor barulah saya
sambung kembali alfateha
tersebut,mulai dari baca awal
sampai amin,dan ucapkan syukur
pada gusti ALLAH bahwa doanya
telah terkhabul.

TATA CARA KE TIGA:
` bismillahhirrahmannirrahim
syahadat 1x
alfateha dari awal sampai iyya
kanaq budhu waiyya kanastain lalu
tambah niat(tidak akan saya
sambung alfateha ini sebelum saya
selamat aman sampai di rumah
kembali) dan berangkat lah keluar
rumah untuk mencari rezeki di
bumi ALLAH yang luas ini,selama
alfateha itu belum tersambung
tidak akan ada satu makhluk pun
yang mampu mencelakai/menipu si
pengamal,karena jika alfateha tidak
tersambung di baca oleh anak cucu
adam maka terputuslah sebab
akibat,qodo dan qadar dari rotasi
alam semesta ini,ayo mana lebih
penting menyelamat kan qodo alam
semesta dari pada satu niat dan
kesempatan dari mahkluk lain yang
berniat jahat.biasanya
sepengalaman saya tidak ada
satupun manusia yang mampu
menahan gempuran penjaga
alfateha ini,jika ia di baca setengah
dengan niat karena sebab si (target
belum membayar hutangnya atau
yang lainnya)ingat sangatlah
penting bagi penjaga khodamus
surat alfateha menyelamatkan si
pembaca alfateha yang baru
setengah tadi alfateha terbaca utuh
sehingga kekuatan ruh alfateha dan
rotasi alam semesta dapat
berlangsung seperti yang telah di
qadar kan.
-untuk penggunaan lain silahkan
tambahkan saja niat sesuai dengan
kondisi masalah yang tengah kawan
kawan hadapi,medianya boleh ilmu
sendiri,boleh juga ranting kayu di
jalanan jika ingin selamat dari
serangan orang demo,senjata lawan
juga mampu di tumpulkan dengan
tehnik ibu alfateha ini,tenaga lawan
pun yang menyerang dengan
bringas juga akan tawar,lumpuh
lemah jika di gunakan penawar
dengan tehnik seperti di atas.
-sepengalaman saya menggunakan
makrifat ibu alfateha ini hampir
semua kegiatan zahir dan bathin
serta economi yang mampu energy
nya mediasi,tinggal kawan kawan
saja memahami inti makrifatnya
dan menggunakannya dengan
sungguh sungguh.
SANGAT PENTING: setelah terkhabul
niat serta ilmu nya dengan
menggunakan tehnik ibu alfateha
ini maka ingatlah jangan lewat dari
7 jam laftehanya harus segera di
sambung karena jika terlewat akan
sangat berisiko sangat tinggi bagi
organ tubuh si pengamal..!!!!
NB: ada ratusan lagi kaji makrifat
dari penggunaan serta pemahaman
dari alfateha ini yang saya tidak
dapat tuliskan di blog tercinta ini
karena teramat panjangnya kaji
sehingga tentu di luar batas
standarisasi penulisan
blogger,selain itu sesepuh yang lain
juga sangat saya yakini dapat
menularkan kaji makrifat alfateha
yang jauh lebih tinggi dari yang
saya tulis ini.

TATA CARA CONNECTION KE 7 AYAT
ALFATEHA YANG TERPENCAR
PENCAR TERSEBUT:
cara yang kedua ini dapat di
lakukan langsung dengan
bersalaman dengan NABI KHAIDIR
atau saya,dengan cara ini jika saya
yang menyalami?tehnik bersalaman
maka kemungkinan akan saya
ketahui bahwa ke tujuh ayat itu
sudah terhubung satu sama lain
atau belum karena biasanya jika
sudah terhubung reaksi nya sangat
nyata berupa sengatan listrik yang
lumayan besar terasa mengalir di
tangan saat bersalaman,listrik yang
mengalir sangat nyata dan bukan
karna sugesti atau aliran rasa rasa
dan kira kira saja,selain itu
biasanya alat alat electronik akan
mati/off sendiri dalam beberapa
menit setelah selesai akan hidup
lagi(bukan rusak alat alatnya tetapi
off sebentar saja) ini terjadi
bukanlah karena khodam ataupun
jin dari ayat tersebut tetapi radar
konsleting frekwensi dari
terhubungnya serat sari pati dari
ruh ayat ayat alfateha tadi dalam
tubuh manusia ( baca jg buku air
electric penemuan prof TESLA
saingannya thomas alva edison)
bahkan cara seperti ini termasuk
cara seperti di atas meng connect
kan sendiri akan sngat efective
membangunkan diri yang sebenar
dirinya ( biasanya saat ke 7 ayat
alfateha itu terhubung dalam serat
organ tubuh manusia maka secara
outomatic diri yang sebenar dirinya
akan bangun sehingga ia akan
merasakan satu fenomena
kehidupan berpikir yang jauh lebih
sehat,matang tenang dan dapat
mengendalikan ke arah mana
tujuan hidupnya harus ia tempuh.
namun cara yang kedua ini sangat
lah sulit untuk di lakukan selain
kita sama sama memiliki kerja dan
kewajiban masing masing,yang
mengikat kita akan waktu bertemu
tentu juga bertemu nabi khaidir
tadi memerlukan pikiran yang
bersih,saya pun bertemu beliau
kemungkinan besar hanya karena
waktu itu saya masih muda belia
dan tinggal di kampung,jaman
sekarang kita kita yang sudah
hidup di kota dan di penuhi oleh
kontaminasi moderen terkadang
membuat hati kita sdh di susupi
tipu daya dan iri
dengki,kemunkinan ini lah yang
membuat kita rawan gagal bertemu
beliau.
nah saya RAJA RYZAL
KELAYANG.Ms.F.MH,dengan sadar
sesadar sadarnya,rela ikhlas telah
mengijazahkan apa yang saya tau
kepada kawan kawan sebangsa dan
setanah air,sehingga jika esok hari
kawan kawan saya menurunkan
kaji ini kepada anak cucu atau yang
lainnya maka SYAH karna lillahi
ta”ala mendapatkan kaji ini dari
berguru kepada manusia yaitu
saya,bukan di dapat dari buku
buku mujarobat tepi jalan atau dari
curi curi copy paste di
internet.SYAH KHABUL MAGHBUL
BARAKATI LILLAHI TA’ALA..amin.

Asal Tubuh Manusia

Cmst...

Asal tubuh manusia terdiri dari
empat dasar yaitu Tanah, Air, Angin
dan Api
Kesemuanya itu dari pada Nur
Muhammad juga adanya :
Adapun asal kejadian diri terdiri
dari tiga perkara :
Bapak Ibu Tuhan
¨ Urat besar - Rambut - Penglihatan
¨ Urat kecil - Kulit - Pendengaran
¨ Tulang – Daging - Pengrasan
¨ Otak – Darah - Penciuman
- Nyawa
Jadi kesemuanya ini berjumlah 13
(tiga belas) perkara dan terhimpun
dalam rukun shalat 13 (tiga belas)
perkara.
Syari’at Thoriqat Haqiqat Ma’rifat
- Syari’at Tubuh - Af’al Allah (Diri
Terperiksa - Syari’at Ilmul yakin)
- Thariqat Hati - Asma’ Allah (Diri
Terperi - Thariqat Ainul yakin)
- Haqaiqat Ruh - Sifat Allah (Diri
Tajalli - Haqiqat Hakul yakin -
Ma’rifat Rahasia - Zat Allah (Diri
Tajalli - Ma’rifat Kanalul yaqin
Adapun yang empat ini terhimpun
didalam :
LA Jasmani yakni Syari’at tubuh
( Syari’at itu perbuatanku-Jalal)
ILAHA Ruhani yakni Thariqat hati
(Thariqat itu kataku-Jamal)
ILLA Haqiqat nyawa (Haqiqat itu
kediamanku-Kahhar)
ALLAH Ma’rifat atau Rahasia
(Ma’rifat itu Rahasiaku-Kamal)
Apabila kita hendak mencari/
mengenal “Diri” maka hendaklah
terlebih dahulu kita ketahui/kita
kenal akan “Rahasia Nur
Muhammad”.
karena rahasia Nur Muhammad
itulah sebenar-benarnya diri.

Adapun yang bernama diri itu
terbagi dua bagian :
Pertama Diri yang Lahir : dan
kedua Diri Bathin :
Adapun diri yang lahir itu berasal
dari Anasir Adam yaitu :
Api Angin Air Bumi

¨ Adapun “Api” itu terbit daripada
yang bathin,berhuruf Alif bernama
“Zat” menjadi rahasia hurufnya
“Darah” pada kita.

¨ Adapun “Angin” itu terbit
daripada yang bathin,berhuruf
“Lam Awwal” “Sifat” menjadi nyawa
hurufnya “Nafas” pada kita.
¨ Adapun “Air” itu terbit daripada
yang bathin,berhuruf Lam Akhir
bernama “ Asma’ “menjadi Hati
hurufnya “Mani” pada kita.

¨ Adapun “Bumi” itu terbit
daripada yang bathin ,berhuruf
“Ha” bernama “Af-al” menjadi
Kelakuan hurufnya”Tubuh” pada
kita.
Jadi jika demikian diri kita yang
lahir itu,terbit dari pada Bayang-
bayang diri kita yang bathin juga
berhuruf / berkalimah “Allah”
danjanganlah kiranya syak dan
waham lagi.
Kemudia,sesudah kta ketahui Diri
yang lahir itu,hendaklah kita
ketahui pula Diri kita yang bathin :
siapa yang mana ?sebab diri yang
bathin itulah yang bisa mengenal
Tuhannya,seperti sabda Nabi
Muhammad SAW :
Artinya : Barang siapa akan
mengenal dirinya,maka akan
dikenalnya Tuhannya.
Sebelum kita mengenal diri kita
yang bathin,hendak lebih dahulu
kita matikan/fanakandiri kita yang
lahir yang berwujud nama Allah itu
seperti disabdakan oleh Nabi SAW :
Artinya : Matikan dirimu sebelum
kamu mati.
Jika sudah mati/fana diri kita yang
lahir itu,barulah Nyata diri kia
yang bathin yang disebut sebenar-
benarnya diri.

Adapun cara mematikan diri yang
lahir itu adalah dengan manafikan
huruf-hurufnya : Alif Lam Lam Ha.
Jadi jika diri kita yang lahir itu
nyata sudah fana artinya sekali-kali
tiada mempunyai ada lagi,berarti
diri kita yang lahir ini Lebur/lenyap
kepada diri yang bathin.
Artinya: Dari pada tiada menjadi
tiada,dan dari pada ada kembali
menjadi tiada.
Maksudnya,Diri yang lahir ini
sehelai rambut-pun tiada
menpunyai ada lagi dan tiada boleh
dikatakan ada pada ilmunya hanya
diri yang bathin yang bernama
Muhammad seperti tersebut dalam
hadits qudsi :
Artinya : Kujadikan engkau (ya
Muhammad) karena aku,dan
kujadikan sesuatu karena engkau.
Jadi jelaslah,bahwa yang bernama
Muhammad itulah sebenarnya diri
yang bathin.hendaknya janganlah
kita syak dan atau waham lagi:
karena Muhammad itulah yang ada
mempunyai Tubuh,Hati,Nyawa,dan
Rahasia.

¨ Adapun Tubuh Muhammad itulah
yang bernama Alam Insan yakni
syari’at.
¨ Adapun Hati Muhammad itulah
yang bernama Alam Jisin yakni
Thariqat .
¨ Adapun Nyawa Muhammad itulah
yang bernama Alam Misal yakni
Haqiqat.
¨ Adapun Sir Muhammad itulah
yang bernama Alam Ruh yakni
Ma’rifat.
Sesudah demikian itu,hendaklah
Muhammad itu pula yang mengenal
Tuhannya.akan tetapi Muhammad
belum bisa mengenal Tuhannya
sbelum fana
Tubuhnya,Hatinya,Nyawanya,dan
Rahasianya. Zatnya,Sifatnya,Asma’
nya,Af-alnya.
Firman Allah artinya: katakan
olehmu (Muhammad) bahwasanya
Allah ta’ala itu Esa : Esa pada
Zatnya,Esa pada sifatnya,Esa pada
Asma’nya,Esa pada Af-alnya.
Dan lagi Firman Allah artinya:
Serahkan dirimu hai (Muhammad)
pada Tuhan-mu yang hidup dan
tiada mati.

Mengenai Muhammad menyerahkan
dan mengesakan diri kepada allah
seperti diuraikan dibawah ini :
jangan syak dan waham lagi
terhadap perkataan diri.
¨ Adapun Bathin Muhammad adalah
Zat kepada Allah,Rahasia kepada
hamba.
¨ Adapun Awwal Muhammad adalah
Sifat kepada Allah,Nyawa kepada
hamba.
¨ Adapun Akhir Muhammad adalah
Asma’ kepada Allah,Hati kepada
hamba.
¨ Adapun Zahir Muhammad adalah
Af-al kepada Allah,Tubuh kepada
hamba.
¨ Adapun yang disebut hamba itu
tiada lain dari pada Muhammad
jua :dan jangan sekali-kali disangka
hamba itu adalah kita,karena kita
ini pada ilmunya sudah tidak ada
lagi .

Jadi,Rahasia-Nyawa-Hati-Tubuh-
Muhammad itupun tiada jua karena
sudah fana kepada zat-nya-sifatnya-
asma’nya-af-alnya yakni Allah Ta’ala
jua adanya.seperti firman Allah
didalam Al-qur’an.artinya :
Allah jua Tuhan yang awwal tiada
baginya permulaan,dan ia jua yang
akhir yang tiada baginya
berkesudahan,dan ia jua yang
Zahir,serta ia jua yang Bathin.
Jadi,kita ini atau tubuh kita yang
kasar ini-pada haqiqatnya/ilmunya
fana kepada Maqam Baqa’ (fana
kepada allah jua adanya) yaitu fana
fillah dan Maqam Billah.

¨ Segala perbuatan adalah
perbuatan Allah ,sihamba sawa
sekali tidak memiliki perbuatan.
¨ Segala asma’ pada hakekatnya
adalah Asma’ Allah

¨ Nur Nabi kita Muhammad
SAW.dari pada Nur Zat Allah Ta’ala
sekian mahluk dan segala sesuatu
dijadikan dari padanya.

¨ Segala sifat pada hakekatnya
adalah sifat Tuhan yang ada pada
hamba adalah makna wujudnya.
Itulah …….orang-orang yang
sebenar-benarnya ma’rifat kepada
Allah.