Geseng
____________________
Perempuan geseng menelan senja, seperti biasa malamku sibuk membuai aksara di atas tungku nasib yang di belinya di belantara selasih.
Begitu lembut aroma aksara di meja makan kami,malamku selalu tau aksara kegemaranku.
Gambaran kecil dari harmonisnya keluarga kecilku dengan malamku yg sudah berjalan skitar tiga kamis yang lalu.
Ku cium selimutku awal lalu, hawa perempuan geseng seakan tersenyum sampe nyeri biji sendi.ada sudah
delapan lalu, cuaca di gerbongku compang camping, dan skitaran satu setengah zaman perempuan geseng di bakar hujan semu.
Daalm rerimbunan sunyi wajah perempuan geseng,sayup terdengar syair malamku yang masih sibuk menata sisa aksara di meja makan kami,itu sudah menjadi kemurkaanya sejak dari satu setengah jaman yang lalu.
Seingatku, aku menyulamnya ktika usia malamku baru satu kamis,tapi nuansa kedewasaanya begitu arif menataku dalam selimutku.
Aku putuskan untuk membungkus hidupku lebih awal,ya sebenarnya ngeri juga rasanya meninggalkn malamku sendirian menyisir sampah aksara gerbong kami.
tapi terpaksa ak lakukan, mata ku sudah muak menatap senyum perempuan geseng yang semakin dingin menyumpah jasadku.
Ada aku kembali ,nanti pada ejaan dunia yang lain,kembali mencumbui wajah malamku ,tapi bukan dalam sekap perempuam geseng.
Ini duniaku....dunia yang jauh dari hukum raja setan.
Dunia perempuan geseng.
_______________________________
Cmst.bts.monta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar